Buku ini mengisahkan berbagai inisiatif konservasi di Sumatra, di tuliskan langsung oleh pelaku-pelaku pemberdayaan masyarakat dan penyelamatan hutan serta satwa.
Bercerita tentang nadi yang mengalirkan kehidupan pada jantung hutan Sumatra, tentang gemuruh dan gelora masyarakat pinggir hutan nan membara, pun tentang liarnya belantara nan menyimpan segala ragam hayati.
Buku takarir Photo ini diperoleh dari hasil pembelajaran mitra TFCA-S melalui pararel training penulisan takarir dan photografi. Melalui peningkatan kapasitas yang diberikan , peserta yang bekerja di akar rumput ini di Challenge untuk mengabadikan hasil foto lapangannya dan menuliskan takarir menarik tentang foto tersebut. Foto dan takarir yang terekam merupakan kondisi nyata lapangan, yang dijalani penulis dalam melakoni kerja kenservasinya dalam penyelamatan lanscape Taman Nasional
Kaum perempuan di desa pinggir hutan, kerap dipersepsikan sebagai kaum tertindas tekluk pada budaya patriarki, polos, sederhana dan lugu. Namun tidak dengan sekelompok perempuan luar biasa di Dusun Lubuk beringin, pinggir Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang dengan kesederhanaannya mematahkan mitos, dan menjadi organisator handal yang mampu menahan aliran modal keluar dari desa untuk berbagai keperluan bersama.
Berkisah tentang sekelompok Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Klukup Desa Dwi Karya Bakti Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Propinsi Jambi dengan nilai-nilai yang diyakininya, adat istiadat yang di ikuti dan di tegakkan; dimana mereka sangat menjunjung tinggi harkat perempuan, perempuan beristri memuliakan suaminya, muda mudi di atur oleh adat yang menjaga perilakunya, kearifan dalam menjaga alam dan hidup selaras dalam keseimbangan.
Bececakop ini merupakan sedikit dari beragam kisah seni, budaya, kuarifan lokal ataupun dari komunitas Suku Anak Dalam (SAD) yang dapat kami dokementasikan.
Kami memperoleh dari 6 lokasi (Rombong) di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo, tepatnya dari penuturan ketua rombong, serta tetua yang dianggap cukup mengetahio perihal sejarah maupun budaya orang-orang tua mereka terdahulu.
Buku kecil ini mencoba menyigi kehidupan masyarakat yang terkait dengan pengembangan energi listrik skala lokal. Bagaimana sesungguhya metode pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat, apakah ada dampak yang muncul seiring dengan berkembangnya pembangkit listrik, mengapa masyarakat bisa sampai pada gagasan pembangunan pembangkit listrik dan pertanyaan-pertanyaan lain yang masih membutuhkan jawaban.
Apa pengakuan pihak-pihak atas dilaksanakannya Peraturan Menteri Kehutanan No. P.38/Menhut-II/2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak?
Sejauh mana kebijakan ini dilakukan di lapangan? Bagaimana pula sikap pihak-pihak atas kebijakan ini? lalu, apakah ada jalan keluar dari dilema pengelolaan hutan tersebut? Temukan jawabannya dalam buku ini.