Pundi Sumatra Taja Kegiatan Pelatihan dan Share Learning Bersama Mitra TFCA Sumatera
Pundi Sumatra adakan kegiatan training dan share learning di penghujung bulan Juli lalu. Sebagai fasilitator TFCA Sumatera wilayah tengah, Pundi Sumatra memiliki tanggung jawab dalam peningkatan kapasitas dan pengelolaan pembelajaran kepada mitra-mitra TFCA Sumatera. Pelatihan yang diselenggarakan di Hotel Luminor Jambi ini mengangkat tema “Management Data, Pengolahan Data Dalam Infografis, Rilis dan Cerita Pembelajaran”. Kegiatan yang ditaja melalui divisi Communication and Knowledge Management (CKM) ini menghadirkan perwakilan dari masing-masing mitra.
Dalam kata sambutannya, Dewi menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat berguna bagi lembaga mitra yang memiliki banyak data lapangan serta informasi yang penting untuk di dokumentasikan dan dikelola menjadi sebuah pengetahuan.
“Harapannya data dan informasi ini tidak lebih dari sekadar untuk kepentingan laporan, namun dapat disajikan dalam berbagai bentuk media komunikasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan publikasi,” ujarnya dalam kata sambutan pada Rabu (27/7). Kegiatan ini diharapkan dapat menambah kemampuan mitra TFCA Sumatera dalam managemen data serta informasi, agar data yang ada dapat ter-directory dengan baik, mudah diakses untuk kepentingan internal, dapat diolah untuk kebutuhan eksternal, dan dapat dengan mudah dipahami oleh khalayak karena tersaji lebih sederhana namun efektif dan informatif.
Pelatihan yang diadakan sejak tanggal 27-29 Juli 2022 ini menghadirkan mitra-mitra TFCA Sumatera yang bekerja di wilayah Sumatra bagian tengah, yaitu Sintas Indonesia, Burung Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM), Rimba Satwa Foundation (RSF), Indonesian Conservation Society (ICS) dan Wahana Mitra Mandiri (WMM).
Selama tiga hari berturut-turut, para peserta dibekali tentang informasi management data dari narasumber yang dihadirkan. Pada hari pertama, pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan diskusi bersama mitra. Dipimpin oleh Riya Dharma selaku fasilitator pelatihan, peserta diminta mempresentasikan mekanisme pengolahan data yang biasa dilakukan masing-masing lembaga. Dari diskusi ini, dapat diketahui bahwa sebagian besar lembaga mitra telah menggunakan awan (could) dari Google Drive sebagai lokasi penyimpanan data-data lapangan.
“Setiap projek atau kegiatan, punya folder sendiri sesuai dengan nama kegiatan dan tahun kegiatan,” jelas Qisthi dari Sintas Indonesia. Hal yang senada juga disampaikan oleh peserta. Beberapa hal yang berbeda hanyalah struktur staff yang bertugas dalam management data.
Dalam proses diskusi, Damsir Chaniago menyinggung bahwa ada tujuh kemampuan management data yang harus dimiliki, updating, pemilahan atau sortasi, analisis, sharing data, komunikasi, publikasi atau informasi, dan kebijakan atau perubahan. “Tujuan akhir yang kita harapkan adanya kolaborasi, sinergitas, terpadu. Yang paling penting data itu merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan,” ujar Damsir selaku Asisten Koordinator TFCA Sumatera Bagian Tengah
Sesi kedua menghadirkan Heriyadi Asyari selaku profesional design grafis. Proses pelatihan disuguhkan dalam bentuk coaching clinic dimana narasumber memberi bimbingan singkat kepada setiap peserta secara individu yang ditujukan untuk penguasaan pengetahuan. Setelah sesi coaching clinic peserta diajak untuk mereview bersama hasil pembuatan beberapa infografis oleh mitra.
Pada hari kedua pelatihan, Pundi Sumatra menghadirkan Elviza Diana dari Mongabay. Dalam presentasinya, Elvi memaparkan dua puluh tiga tips dalam menulis sebuah cerita pembelajaran. Menurutnya cerita pembelajaran adalah sebuah teks yang berisi data nyata dan dinarasikan seperti sebuah cerita. Mengandung fakta dan dapat menyampaikan informasi yang sesuai. Usai menyampaikan presentasi, peserta diminta untuk mempraktekkan langsung tentang bagaimana mengolah data menjadi sebuah cerita pembelajaran.
Hari terakhir pelatihan, peserta diberi meteri tentang teknik menulis rilis atau berita. Kelas terakhir ini menghadirkan Suang Sitanggang, wartawan Tribun Jambi. Menurut Suang, tak perlu menulis seperti wartawan, yang terpenting adalah isi berita mengandung semua fakta yang informatif. “Rekan-rekan sebaiknya membagikan rilis berita yang dibuat kepada media massa agar terpublikasi secara luas,” tutur Suang disela pelatihan.
Sama seperti sebelumnya, Suang menyuguhkan materi pelatihan dalam bentuk coaching clinic. Setiap peserta wajib menulis satu rilis yang bersama kemudian direview pada akhir acara. Dari kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan ini, setiap peserta pada akhirnya mampu menghasilkan tiga jenis media komunikasi, yaitu infografis, cerita pembelajaran, dan rilis berita.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu antar mitra wilayah tengah, pada hari ke-empat berkumpul Pundi Sumatra menggelar sesi Share Learning yang dilaksanakan secara hybrid. Dalam rangka berbagi pengetahuan antar mitra tentang upaya Mitigasi Konflik Satwa di wilayah tengah, masing-masing mitra diberi waktu untuk menyampaikan kegiatannya, permasalahan dan strategi yang dilakukan dalam penanganan konflik satwa. Share Learning yang dipandu oleh Riko Kurniawan ini dibagi menjadi dua sesi, dimana sesi pertama dimulai oleh mitra yang bekerja dalam isu konservasi satwa harimau seperti PKHS, Indonesian Conservation Society (ICS), Sintas Indonesia dan Wahana Mitra Mandiri (WMM). Sedangkan sesi kedua diisi oleh mitra yang bergerak dalam kegiatan konservasi satwa gajah yakni mitra Burung Indonesia, RSF, dan UGM.
Tujuan dari agenda Share Learning ini adalah sebagai wadah diskusi serta berbagi pengalaman tentang strategi, metode, tantangan dan progres penyelamatan satwa yang telah dijalankan oleh masing-masing mitra.