SIAPA MEREKA?
Seharusnya mereka seperti anak Indonesia lainnya, tapi nasib dan kemiskinanlah yang kemudian membuat mereka seperti berbeda dengan anak yang lain. Hidup tanpa tempat bernaung yang tetap (apalagi nyaman) dengan sumber penghidupan orang tua yang tidak jelas. Karena terbatasnya mata sumber mata pencaharian sejak hutan semakin terbatas dan karena budaya hidup semi-nomaden, membuat anak-anak ini terkadang harus ikut orang tuanya berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya hanya untuk bertahan hidup. Merekalah anak-anak SAD (kadang disebut kubu dan juga orang rimba) yang masih belum memperoleh hak nya sebagai bagian anak Indonesia. Itulah Suku Anak Dalam (SAD) yang menyebar di sepanjang jalan raya lintas tengah Sumatera. Jumlah mereka saat ini diperkirakan tinggal sekitar 1.500 KK. Mereka diyakini sebagai salah satu suku asli tetapi karena jumlahnya terus menyusut sehingga menjadi minoritas. Mereka tidak hanya kehilangan areal/kawasan yang menyediakan sumber penghidupan bagi mereka, tetapi juga mengalami ekslusi social baik dari kelompok masyarakat lain maupun oleh pemerintah. Jangankan untuk bersekolah, anak-anak SAD di usianya yang relative muda sudah harus ikut bertanggung jawab untuk membantu orangtuanya berburu, hingga tidak ada masa kanak-kanak yang tersisa. Karena apa ? karena untuk bertahan hidup saja orang tua mereka sudah sangat sulit.