Pertemuan Multipihak serta Sosialisasi Capaian Program ZCD bersama Pemerintah Bungo

Pertemuan Multipihak serta Sosialisasi Capaian Program ZCD bersama Pemerintah Bungo

Melalui dukungan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia, dalam program Zakat Community Development (ZCD); sejak tahun 2019 lalu Pundi Sumatra melakukan pemberdayaan kepada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Dwi Karya Bakti, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Muara Bungo, Provinsi Jambi.

Program ZCD ini merupakan program yang dicanangkan Baznas RI melalui komunitas dan desa dengan mengintegrasikan aspek dakwah, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan secara komprehensif. ZCD memfokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dengan menyasar desa miskin dan tertinggal yang ada di Indonesia.

Taman Baca Qur’an di Komunitas Suku Anak Dalam. Foto: Ardi Wijaya/ Pundi Sumatra
Taman Baca Qur’an di Komunitas Suku Anak Dalam. Foto: Ardi Wijaya/ Pundi Sumatra

Memasuki tahun kedua pemberdayaan, Pundi Sumatra menggelar pertemuan multipihak pada 24 Januari 2023 lalu, untuk mensosialisasikan capaian program sekaligus menggalang dukungan parapihak dalam upaya pengembangan usaha ekonomi di komunitas.

Keterlibatan Pemerintah Daerah

Beberapa OPD Kabupaten Bungo yang hadir pada pertemuan multipihak tersebut diantaranya adalah Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial P2KB & P3A, Dinas Koperasi dan UKM Perindag, Bappeda, Dinas Sosial, TP PKK Bungo, UPT Balai Latihan Kerja (BLK), MUI, Dinas Perijinan, BAZNAS daerah Kabupaten Bungo, dan Pemerintah Desa Dwi Karya Bakti. Sedangkan dari perguruan tinggi hadir perwakilan dari Fakultas perikanan Universitas Muara Bungo, serta perwakilan dari UMKM dan owner beberapa swalayan di kabupaten tersebut.

Pertemuan yang berlangsung di Aula Pertemuan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo ini, dibuka oleh Bupati Bungo yang diwakilkan oleh Asisten II Setda Bungo Ir. H. Syaiful Azhar, ME., dalam kata sambutannya mengatakan bahwa pemberdayaan terhadap Suku Anak Dalam adalah tugas semua pihak.

“Mereka komunitas adat terpencil ini harus kira beri arahan, kita bantu pendidikannya, penguatan ekonominya serta hak-hak dasarnya yang lain. Karena sejatinya mereka sama saja seperti kita,” ujarnya. Selain itu  tujuan dari pertemuan multipihak, menurutnya juga dapat menjadi kesempatan kepada OPD untuk memberikan masukan dan saran terhadap kegiatan pemberdayaan yang telah berlangsung di komunitas tersebut

Perubahan Sosial Komunitas

Mustahik yang menjadi penerima manfaat program ZCD-BAZNAS RI adalah Rombong Hari dan Rombong Badai yang telah menetap pada satu lokasi sejak tahun 2014 lalu. Melalui intervensi pendampingan dalam program dakwah, komunitas SAD ini telah memiliki dua kelompok pengajian, yaitu TPQ Darul Ilmi yang diperuntukan bagi anak-anak; serta kelompok dewasa yang sudah berkegiatan secara rutin dengan agenda yasinan serta tausiah agama. Program dakwah ini juga berjalan atas dukungan dari BAZNAS Kab. Bungo dengan menempatkan satu tenaga guru mengaji yang secara intens melakukan pembinaan keagamaan.

Capaian dari pemberdayaan pada program pendidikan adalah dengan pelaksanaan pendidikan non formal bagi anak-anak melalui sekolah alam, memfasilitasi agenda wisata edukasi, kegiatan outing ke Perpusda Bungo, serta series aktifitas yang bertujuan meningkatkan minat anak pada dunia literasi.

Capaian pendampingan program layanan kesehatan dan kemanusiaan adalah telah terlaksananya beberapa kegiatan edukasi bagi kader posyandu SAD, memfasilitasi pelayanan posyandu di pemukiman SAD, pelatihan pembuatan pangan sehat dan MPASI bagi balita serta penyadartahuan tentang isu-isu PHBS serta kesehatan reproduksi.

Pendistribusian sembako oleh Baznas Kabupaten BungoFoto: Yori Sandi/Pundi Sumatra
Pendistribusian sembako oleh Baznas Kabupaten Bungo
Foto: Yori Sandi/Pundi Sumatra

Sedangkan capaian pada program pengembangan ekonomi adalah berkembangnya kegiatan anyaman “lapik rumbai” dan usaha pembesaran ikan dengan produk olahannya berupa ikan asap. Capaian pada bidang ekonomi inilah yang menjadi pokok tujuan dari agenda pertemuan multipihak yang dilaksanakan.

Menurut Dewi, ekonomi adalah salah satu kunci dalam kegiatan pemberdayaan dan upaya mempersiapkan kemandirian dari kelompok masyarakat adat ini.

“Program ekonomi yang telah berkembang di kelompok ini ada tiga, pertama kelompok pembesaran ikan, pengolahan ikan asap, dan anyaman tikar dari kelompok perempuan,” ujarnya. Lebih lanjut Dewi juga menjelaskan bahwa sumber bibit ikan untuk kelompok usaha ini selain dari Baznas RI, juga dibantu oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bungo dan BPBAT Sungai Gelam Jambi. Kegiatan pembesaran ikan yang dilakukan komunitas ini telah beberapa kali mencapai panen; dan telah dipasarkan ke masyarakat desa sekitar termasuk juga terhubung dengan pengusaha ikan besar di kabupaten Bungo.

 “Salah satu tujuan dari pembesaran ikan ini adalah komunitas mendapat pasokan protein untuk mencegah gizi buruk bagi anak-anak, selain juga dapat meningkatkan pendapatan warga dari usaha yang dikembangkan,” terang Dewi.

Kolam pembesaran ikan komunitas Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bakti. Foto: Ardi Wijaya/ Pundi Sumatra
Kolam pembesaran ikan komunitas Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bakti. Foto: Ardi Wijaya/ Pundi Sumatra

Berkeinginan meningkatkan nilai jual dari produk tersebut, sejak 2020 komunitas ini mulai belajar membuat produk olahan ikan asap. Proses yang ditempuh oleh kelompok dalam menghasilkan produk ikan asap yang baik dengan standar yang pasar inginkan tidaklah mudah. Namun dari perjuangan tersebut, ikan asap produksi kelompok “Mina Hasop Eluk” secara perlahan mulai diterima oleh pasar. Bermodal sertifikat halal MUI dan ijin PIRT yang telah dikantongi, kelompok berharap produknya bisa masuk ke jaringan UMKM dan swalayan-swalayan besar di kabupaten Bungo. Pertemuan multipihak yang berlangsung merupakan strategi dalam membuka jalan untuk pencapaian mimpi tersebut.

Pertemuan berjalan lancar dan banyak komitmen yang diberikan oleh peserta yang hadir dalam memperluas pemasaran produk dan mendorong keberterimaan masyarakat luas atas produk milik komunitas SAD tersebut.

Dua hal yang menjadi catatan dari peserta pertemuan untuk diperbaiki kedepannya adalah menambahkan tanggal kadaluarsa pada kemasan produk, serta mengganti kemasan produk agar lebih menarik dan bernilai jual.

Ikan asap dari kelompok Mina Hasop Eluk yang dipajang saat pertemuan multipihak Foto. Yori Sandi Pundi Sumatra
Ikan asap dari kelompok Mina Hasop Eluk yang dipajang saat pertemuan multipihak Foto. Yori Sandi Pundi Sumatra

Diakhir pertemuan, Quswen Ikmal selaku Ketua Disnakkan Kabupaten Bungo juga menginfokan adanya pengalokasian bantuan bibit ikan lele dan gurami lagi di tahun 2023 ke komunitas, akan tetapi meminta dukungan BAZNAS Kab. Bungo dalam penyediaan pakan ikannya. “Kita minta bantuan kepada Baznas Kab. Bungo untuk penyediaan pakan ikannya, karena Disnakkan hanya bisa menyediakan bibit di tahun 2023 ini ” tuturnya. Menanggapi hal itu, Ketua Baznas Kabupaten Bungo langsung menyetujui, dan pihaknya akan menyalurkan kebutuhan pakan setelah berkas usulan dari Pundi Sumatra mereka terima.