Kuliah Lapang sepasang remaja Suku Anak Dalam
Sabtu-Minggu, 30-31 Januari 2021 adalah jadwal Kuliah Lapang bagi mahasiswa prodi kehutanan Universitas Muhammadiyah Jambi, tempat di mana 2 remaja Suku Anak Dalam (SAD) sedang menuntut ilmu dan menempa diri demi masa depan dan cita-cita. Di tengah aktivitas perkuliahannya di pemukiman, mereka mendapatkan kabar dari pihak kampus khususnya prodi kehutanan yang akan mengadakan Kuliah Lapang bagi seluruh mahasiswa angkatan 2020, sontak Seri dan Juliana pun terkejut dan langsung menyampaikan kabar gembira ini kepada kedua orangtua mereka. Kuliah Lapang ini adalah salah satu moment yang mereka nantikan, dan tidak sabar ingin berkontak secara langsung dengan kampus, jajaran dosen, antar mahasiswa, hingga teman satu kelas. Sebelum mereka memulai persiapan, mereka dibagi secara perkelompok oleh kakak senior yang selaku menjadi panitia pelaksana pada kegiatan ini. Tanggal 28 Januari 2021 mereka pamit dengan keluarga dan berangkat dari pemukiman di Desa Dwi Karya Bakti menuju kampus di kota Jambi yang memakan waktu sekitar 6 jam perjalanan. Setibanya di Jambi mereka berkumpul dan mulai diskusi bersama kelompok mengenai peralatan yang harus mereka siapkan, Seri dan Juliana mendapatkan tugas untuk membawa kuali, galon dan senter.
Akhirnya hari yang ditunggupun datang, di pagi hari tepat pukul 06.00 wib mereka bergegas menuju kampus UM Jambi untuk berkumpul dan berangkat menggunakan mobil yang telah disiapkan oleh pihak kampus. Dari kampus UM Jambi menuju ke lokasi Kuliah Lapang di Alam Sebapo kurang lebih memakan waktu 1 jam perjalanan. Seri dan Juliana menikmati perjalanan sambil bertemu sapa dengan teman seangkatan. Setibanya mereka dilokasi, panitia langsung memberi aba-aba untuk segera mendirikan tenda. Seri dan Juliana terpaksa terpisah karena berbeda kelompok. Namun mereka berdua terlihat berperan aktif dalam urusan menpersiapkan tenda dan segala perlengkapan yang telah mereka bawa dari rumah. Terlebih lokasi kunjungan ini seperti tidak asing lagi bagi Seri dan Juliana untuk berkegiatan, karena mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang alami bahkan bertahan hidup di alam lepas. Namun kondisi ini menjadi momen tersendiri bagi kedua remaja SAD, meskipun secara kultur mereka berbeda dengan teman yang lain akan tetapi di prodi kehutanan UM Jambi mereka adalah satu.
Di awal kegiatan mereka berkesempatan untuk saling mengenal satu sama lain, dan ketika giliran Juliana yang memperkenalkan diri, dia terlihat sedikit canggung dan malu serta belum terbiasa untuk berekspresi di hadapan para dosen dan teman-temannya. Namun rekan-rekannya sesama mahasiswa dan para dosen mengerti dengan keadaan tersebut dan terus mencoba memberikan dukungan agar Juliana percaya diri. Juliana akhirnya mampu melewati situasi sulit itu. Berbeda dengan Seri Santoso yang bahkan justru lebih cepat dalam berbaur dan berinteraksi antar sesama. Seri juga merasa bahwa dia sangat antusias menyambut kegiatan ini karena sudah lama memendam keinginan untuk bertemu dengan rekan sekelasnya yang selama ini hanya berkomunikasi lewat sosial media. Salah satu senior mereka tidak menyangka Seri begitu aktif, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan bisa diandalkan ketika berkegiatan di lapangan. Bahkan dia kelihatan menonjol dibandingkan dengan mahasiswa lain. Seri tidak segan dan malu untuk mendatangi senior dan mengajak mereka untuk ngobrol. Kedekatan mereka dengan rekan-rekan yang lain juga terbungkus dalam suatu kegiatan bermusik, bermain, dan ketika menghidupkan api unggun sebelum beristirahat malam. Hari kedua adalah proses pembekalan materi, dilanjutkan dengan jungle tracking dan uji praktek belajar lapangan sembari menyusuri hutan disekitar lokasi. Di agenda terakhir kegiatan ini ditutup dengan acara pengukuhan angkatan ke II khusus prodi kehutanan, yang mana Seri ditunjuk langsung oleh ketua prodi untuk menerima pemasangan syal secara simbolis mewakili teman-temannya dalam pengukuhan angkatan ke II prodi kehutanan UM Jambi. Ini adalah momen spesial yang dirasakan oleh seluruh mahasiswa serta suatu kebanggaan dan pengalaman yang tidak terlupakan bagi kedua remaja SAD tersebut (Seri dan Juliana). Di akhir kegiatan kami juga berkesempatan mewawancarai ibu Citra selaku Pembimbing Akademik yang mengatakan bahwa Seri dan Juliana adalah dua sosok yang berbeda akan tetapi mereka akan menjadi contoh teladan bagi adik-adik yang berada dipemukiman.